Sunday, July 31, 2011

3 Islands in 1 Day..

Kep. Seribu ga hanya P. Tidung & P. Pramuka aja. Selain u/ relax dr kepenatan kota Jakarta, kita bs belajar sejarah dr bbrp pulau d Kep. Seribu, diantara’a P. Kelor, P. Cipir & P. Onrust. Nah, seperti kita gini, berawal dr ajakan tmn yg lihat 1 day trip komunitas Jakarta Kota Tua, berangkatlah kita ke Muara Kamal meeting point & tempat kapal kita berangkat ke 3 pulau tersebut. Klo biasa’a orang brngkt dr Muara Angke, kita brgkt ke Muara Kamal karena lbh deket aja siy dr 3 pulau tsb.

Pulau Kelor
Perjalanan pun dimulai, pulau pertama yg kita datangi adalah P. Kelor. Dgn waktu tempuh kira-kira 45 menit sampailah kita di P. Kelor. Yup, dinamakan P. Kelor krn saking kecil’a, dpt kita hitari slma 10 mnit kali ya,, Di tengah pulau ini terdapat sebuah benteng pertahanan yang dulu difungsikan sebagai pengawas serangan musuh yang berasal dari Laut Jawa, seperti serangan dr Kerajaan Mataram. Benteng yang sebagian besar bahan’a adalah batu bata merah ini bernama benteng Martello. Dari menara Martello ini kemudian tentara VOC mengirimkan sinyal peringatan ke P. Onrust dan pulau terdekatnya jika kedatangan musuh.
Walaupun pernah mengalami keruntuhan sewaktu meletusnya Gunung Krakatau th. 1883, benteng Martello ini masih terlihat jelas sisa-sisa bangunannya. Bentuk bangunan yang bulat melingjar dengan tinggi sekitar 5 meter lebih. Banyak lubang atau celah yg lebar sebesar jendela di dalam bangunan yg dulu digunakan u/ menahan musuh dg senapan atau meriam yg dipasang dr segala arah.


Pulau Cipir
Pulau kedua yg kita datangi adalah P. Cipir. Memasuki P. Cipir kita diperlihatkan dgn sisa-sisa bangunan tua bekas rumah sakit u/ para calon jemaah haji pada awal abad ke-20. Selain itu terdapat juga barak-barak u/ tempat beristirahat rombongan jemaah haji. Juga terdapat rumah u/ para dokter yg bertugas di pulau ini. Yup, dulu org yg mw naik haji ga kaya skrg yg tinggal bikin paspor trus terbang deh pke pesawat. Krn dulu Indonesia blm ada pesawat, jadi org yg mau naik haji harus menempuh perjalanan lama bgt dgn kapal ( ga tau deh brpa hari.. yg psti lama ) dan sblm ‘n sesudah naik haji mrka harus menjalani pemeriksaan kesehatan, sprti check up gitulah..

Di bagian depan sblh kanan P. Cipir terdapat meriam peninggalan Belanda. P. Cipir ini dahulu jg merupakan salah satu pulau yg bertugas u/ mencegah serangan dr pihak musuh, khususnya Inggris. Jadi, ga heran di sekeliling P. Cipir masih terdapat bbrp meriam tersebar di pulau ini.


Pulau Onrust
Pulau terakhir yg kita datangi ialah P. Onrust. Nama P. Onrust berasal dr bahasa Belanda yg berarti “tanpa istirahat” atau dlm bahasa Inggris disebut “unrest”. Pemberian nama Onrust pd abad 17 mengacu pada kondisi pulau yg tak pernah henti-hentinya membongkar muat barang-barang komoditi dan kegiatan perbaikan kapal-kapal. Dulu sebelum VOC masuk pd tahun 1610, pulau ini adalah pulau sengketa antara Jayakarta dan Banten. Karena VOC terus berkembang di drh kekuasaan Jayakarta. VOC meminta pulau ini untuk dijadikan galangan kapal kepada Jayakarta. Hal ini dipenuhi dalam sebuah perjanjian yg dilakukan oleh L. Hemit dan pangeran dari kerajaan Jayakarta. Namu pada tahun 1883 terjadi letusan gunung Krakatau yg menghancurkan pulau ini untuk ketiga kalinya dan menjadikan pulau ini tidak bernyawa hingga awal abad 20.
Geliat P.Onrust mulai bangkit pada awal abad 20. Pd thn. 1905, pulau ini kembali hidup sejak didirikannya stasiun cuaca. Pd. Thn. 1911 pulau ini semakin ramai dgn berdirinya sanatorium TBC dan tempat karantina haji. Namun pd thn.1933 hingga 1940 pulau Onrust dijadikan sebagai tempat tawanan para pemberontak yg terlibat dlm “Peristiwa Kapal Tujuh”. Pada masa pendudukan Jepang pulau ini juga dijadikan penjara kecil bagi penjahat kriminal kelas berat. Pulau ini juga disinyalir menjadi tempat bagi eksekusi mati terhadap pemimpin Gerakan DI/TII Kartosuwiryo, tapi sampai saat ini blm ada yg mengetahui makam Kartosuwiryo.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, pulau Onrust dimanfaatkan sbg Rumah Sakit Karantina bagi penderita penyakit kusta hingga awal th.1960. Kemudian antara thn. 1960-1965 pulau ini dimanfaatkan sbg tempat penampungan gelandangan & pengemis. Setelah itu pulau ini terbengkalai hingga awal th. 1970 akibatnya terjadi pembongkaran material bangunan scr besar2an shngga sebagian besar bangunan bersejarah rata dgn tanah. Untuk menyelamatkan pulau ini, Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan SK yg menyatakan P. Onrust sbg pulau bersejarah yg dilindungi.



Ada cerita sedih dr pulau ini, mungkin kedengarannya horor, di pojok pulau ini terdapat kuburan Belanda dimana jasad Maria dikuburkan. Maria adalah gadis Belanda yg meninggal muda, belum diketahui pasti penyakit penyebab kematian Maria. Menurut cerita org di pulau ini, Maria masih menampakkan dirinya di malam hari dg gaun merah. Batu makam Maria adalah satu-satunya yg tdk dpt diangkat, menurut cerita ada yg prn coba angkat tp org itu malah kesurupan. Sejak saat itu tdk ada yg berani mengangkat batu makam Maria. Pd nisan Maria terdapat tulisan bahasa Belanda.

Perjalanan kita berakhir di P. Onrust. Pk. 19.00 kami bersiap menyebrang u/ balik ke Muara Kamal.

No comments:

Post a Comment